IKLAN KIERAHA NEWS

IKLAN KIERAHA NEWS

Survei Indonesia Negara Aman, Democracy Institute Sebut Keberhasilan Perangkat Negara Menjaga Stabilitas

Democracy Institute bersama Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), para aktivis pro hak asasi manusia, serta Ketua Umum Cendekia Muda Nusantara menggelar diskusi publik bertajuk “Riset Gallup 2025: Benarkah Indonesia Salah Satu Negara Teraman di Dunia?” di Cerita Cafe, Tebet, Jakarta Selatan.

Diskusi ini menjadi respons kritis terhadap temuan Global Safety Report 2025 yang menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara teraman di dunia.

Direktur Riset Democracy Institute, Fahmi Ismail, menyampaikan bahwa rasa aman publik merupakan indikator penting dalam mengukur keberhasilan negara melindungi warganya. Ia menilai hasil survei Gallup sebagai sinyal positif atas kinerja aparat keamanan.

“Predikat Indonesia sebagai salah satu negara teraman versi Gallup adalah bukti nyata bahwa negara hadir melalui kerja profesional aparat keamanan dan penegak hukum. Ini patut diapresiasi sebagai capaian bersama,” kata Fahmi.

Ia menambahkan bahwa tingginya tingkat rasa aman dalam survei tersebut mencerminkan stabilitas nasional yang terjaga serta meningkatnya kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum. Menurutnya, capaian ini adalah buah kerja keras Polri, TNI, dan seluruh elemen negara dalam menjaga ketertiban.

Di sisi lain, perwakilan YLBHI, Zainal Arifin, mengingatkan bahwa narasi keamanan tidak boleh menutup mata terhadap realitas di lapangan. Ia menyoroti masih adanya kekerasan struktural, represi terhadap pembela HAM, dan ketimpangan akses keadilan bagi masyarakat kecil.

“Karena riset Gallup telah menyampaikan demikian, pemerintah harus menyesuaikan diri dalam pengambilan kebijakan yang pro terhadap HAM. Apa pun itu, negara kita sedang disorot oleh media asing terkait isu HAM,” ujar Zainal.

Aktivis pro HAM, Zulkifli Kall Halang, juga memberikan catatan. Ia menilai indikator keamanan global sering kali tidak melihat dimensi ketakutan warga terhadap aparat, ancaman kriminalisasi, maupun penyempitan ruang sipil. Kelompok mahasiswa, buruh, petani, hingga jurnalis disebutnya sebagai pihak yang paling rentan.

Dalam pandangannya, laporan Gallup tetap menjadi referensi penting.

“Survei yang dirilis Gallup Global Safety Report perlu menjadi satu pijakan bahwa negara yang kita cintai ini masih menjadi harapan hidup bagi warga negara asing karena tidak kalah bersaing dengan negara-negara lain soal tingkat keamanan,” ujarnya.

Ketua Umum Cendekia Muda Nusantara, Afan Ari Kartika, menggarisbawahi pentingnya peran generasi muda dalam mengawal definisi keamanan yang berkeadilan. Baginya, keamanan tidak bisa diartikan sekadar ketiadaan konflik terbuka.

“Negara aman bukan hanya soal minim konflik, tetapi bagaimana negara hadir menjamin keadilan sosial, kesempatan ekonomi, dan perlindungan hak warga,” kata Afan.

Para penyelenggara diskusi menyepakati bahwa temuan riset internasional, termasuk laporan Gallup, tidak boleh dijadikan alasan untuk mengabaikan tantangan keamanan dan persoalan HAM di dalam negeri. Mereka menegaskan komitmen untuk mendorong demokrasi yang substantif, supremasi hukum, serta keamanan yang berbasis keadilan sosial.

Post a Comment

0 Comments