Krisis fiskal, pajak yang kian
mencekik, hingga pernyataan kontroversial Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi
pemantik kemarahan publik. Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO
HMI) Jawa Timur memastikan akan turun ke jalan pada Senin, 25 Agustus 2025,
mendesak Presiden segera mencopot Sri Mulyani dari jabatannya.
Koordinator lapangan aksi, Wildan,
menegaskan kondisi fiskal nasional 2025 telah memperlihatkan kelemahan serius.
Penerimaan pajak anjlok 30,2 persen pada dua bulan pertama, restitusi pajak
melonjak, dan rasio pajak jatuh ke 8,42 persen dari PDB jauh dari target 11
persen.
“Pemerintah seakan menutup mata
dengan narasi optimisme, padahal kenyataannya defisit sudah terjadi sejak awal
tahun. Kebijakan fiskal saat ini hanya menambah beban rakyat kecil,” tegas
Wildan.
BADKO HMI Jatim melalui koordinator
lapangan aksi menilai, di tengah ketimpangan fiskal pusat dan daerah serta
rencana penyesuaian iuran BPJS Kesehatan, rakyat kecil semakin dipaksa
menanggung ongkos negara. Kebijakan pemotongan 0,5 persen transaksi e-commerce
UMKM disebut hanya memperburuk situasi.
Dalam pernyataan resminya, BADKO
HMI Jatim menyampaikan sembilan tuntutan utama:
- Kembalikan independensi fiskal ke jalur konstitusi.
- Keterbukaan atas penerimaan pajak global minimum
tax.
- Hentikan beban pajak bagi UMKM dan rakyat kecil.
- Segera lakukan reformasi distribusi fiskal
pusat-daerah.
- Mendesak Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan
permintaan maaf kepada masyarakat.
- Hapuskan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
- Meminta kepada Presiden RI mencopot Menteri
Keuangan Sri Mulyani.
- Ganti Menteri Keuangan dengan sosok berbasis
kebijakan moneter.
- Meminta Kepala DJP dan Bea Cukai Jawa Timur
mendukung tuntutan BADKO HMI Jatim.
Menurut Koordinator Lapangan,
tuntutan ini lahir dari kegagalan pemerintah menjaga keadilan fiskal,
transparansi, dan keberpihakan pada masyarakat kecil.
“Kami tidak ingin rakyat menjadi
tumbal dari kebijakan fiskal yang rapuh. Negara harus segera melakukan koreksi
arah ekonomi,” pungkas Wildan.
0 Comments